Pastoral Konseling Pasien Skizofrenia

Abstrak

Penderita skizofrenia sering mengalami pikiran yang menyimpang dari kenyataan, pikiran tidak nyata yang terkait dengan gangguan psikologis, gangguan pikiran, dan perubahan perilaku.

Kondisi ini dapat menyebabkan penderita kesulitan mengenali antara kenyataan dan pertimbangan yang mereka miliki. Skizofrenia mungkin merupakan kombinasi dari kekacauan dan stres hidup serta tanda-tanda perubahan kesejahteraan.

Karakteristiknya meliputi: persepsi abnormal dalam bentuk halusinasi; penilaian pikiran yang menyimpang yang menghasilkan keyakinan dan delusi yang luar biasa; konstruksi pikiran yang terdistorsi yang bermanifestasi sebagai gangguan bahasa; emosi, hedonia, dan kemauan yang tidak biasa dan seringkali terbatas; masalah kognitif yang meluas, terutama yang mempengaruhi memori dan fungsi eksekutif; perilaku yang tampaknya aneh yang hanya dapat dijelaskan dalam konteks pengalaman yang tidak biasa dan sistem kontrol yang terdistorsi ini; Tampaknya semakin jelas bahwa ada dimensi motorik dan perkembangan. Skizofrenia dapat muncul secara berbeda yang merupakan koleksi yang cukup banyak; tidak ada dua kasus yang persis sama. Gejala skizofrenia tidak sering terjadi sebelum seseorang mencapai pubertas, lebih sering terjadi pada waktu paruh dewasa. Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan rumit yang berdampak besar pada pikiran, perspektif, dan tindakan. seseorang. Gangguan ini merupakan gangguan mental yang ditandai dengan adanya gejala seperti halusinasi, delusi, gangguan berpikir, gangguan perilaku, dan gangguan emosional, sehingga gangguan ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir logis, merasakan emosi yang sesuai, dan berperilaku normal. Gangguan skizofrenia dapat bervariasi dari orang ke orang, umumnya termasuk halusinasi seperti berpikir dalam mimpi yang tidak nyata dengan mendengar dan melihatnya di pikiran. Halusinasi dapat berupa suara, penglihatan, atau sensasi lain yang tidak didasarkan pada kenyataan. Pasien skizofrenia juga memiliki keyakinan yang tidak didasarkan pada kenyataan atau disebut sebagai delusi di mana pasien mungkin memiliki keyakinan bahwa mereka sedang dikuntit, dikejar, atau diancam oleh orang lain. Selain itu, ada kesulitan dalam mengatur pikiran dan berbicara secara logis. Gangguan berpikir dapat berupa kesulitan dalam mengekspresikan pikiran, kesulitan dalam memahami konsep abstrak, atau kesulitan dalam mengambil keputusan, hal ini dapat menyebabkan perilaku agresif, perilaku yang tidak terkendali, atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial, serta kesulitan dalam mengatur emosi, seperti merasa sedih atau marah tanpa alasan yang jelas.